Desa Pesanggrahan Montong Gading Lotim Siap Bertarung Merebut Best Of The Best Juara Kampung Sehat Polda NTB Tahap II

  • Bagikan

 

Lombok Timur – Kepala Desa Pesanggrahan bersama jajaran perangkat desa dan masyarakat berkomitmen untuk penanganan covid-19 dengan membentuk Tim Gerak Cepat (TGC) Pemantau Covid-19 Desa Pesanggrahan. TGC ini langsung diketuai oleh kepala desa dengan wakil ketua dari Unsur BPD dan yang beranggotakan 22 Badan Keamanan Desa (BKD),11 Kepala wilayah,32 Ketua RT serta 55 kader dan dibantu oleh tenaga medis dari Pusat Kesehatan Masyarakat serta terus bersinergi dengan Babinkamtibmas dan Babinsa.

Tugas dari TGC ini mulai dari sosialisasi ke kampung-kampung disetiap RT yang ada di Desa Pesanggrahan , Fogging atau penyemprotan Disinfectan pada sarana Ibadah dan Pendidikan serta rumah penduduk. Selain itu TGC juga memantau warga yang baru pulang dari luar wilayah dan melaporkan ke TIM Medis untuk mendapatkan pemeriksaan serta dihimbau untuk Isolasi mandiri dirumah masing-masing. Selain itu juga pemerintah desa pesanggrahan menganggarkan dana untuk penanganan covid-19 dari dana desa sesuai dengan peraturan yang dikeluarkan oleh Kemendes.

Pemerintah Desa dan Masyarakat dibantu oleh Babinkamtibmas serta Babinsa tergerak untuk membuat “ Kampung Sehat ” dalam upaya mencegah penyebaran covid-19 dari level desa/kampung.

Secara Intens, setiap masyarakat yang datang baik dari luar daerah atau luar negeri terlebih dulu harus cek suhu tubuhnya,memakai masker, cuci tangan ditempat yang telah disediakan. Selain itu kendaraan yang melintas di pintu masuk gerbang desa Pesanggrahan harus di semprot disinfectan oleh TGC yang berjaga.

Protokol kesehatan tidak hanya berlaku bagi masyarakat, tapi juga aparat kepolisian maupun TNI serta jajaran pemerintah Lombok Timur yang datang ke Desa Pesanggrahan. Hal ini dirasakan Bupati Lombok timur, H.M. Sukiman Azmi dan rombongan saat berkunjung ke Desa Pesanggrahan.

Pembagian Masker juga dilakukan TGC Pemantau covid-19 Desa Pesanggrahan pertama kali kepada setiap warga, kemudian dibantu oleh gugus tugas kecamatan, Babinkamtibmas, Babinsa dan BKD membagikan masker bagi setiap pengendara yang melintas disimpang tiga gerbang masuk Desa Pesanggrahan.

“ Kampung Sehat ”adalah konsep menjalankan kembali kehidupan yang normal dengan gaya baru, gaya yang disesuaikan dengan keadaan. Yang biasa kerja tanpa masker, harus pakai masker. Yang biasanya berdesak-desakan harus jaga jarak” ungkap H.M Sukiman Azmi.

“Desa kami sudah berkali-kali dihadapkan pada situasi paling sulit dalam perjalanannya. Tapi kami mampu beradaptasi, bertahan bahkan menyeimbangkan diri lagi” ujarnya melanjutkan.

Bupati Lombok Timur tersebut percaya bahwa desa pesanggrahan terlahir bukan segai desa cengeng yang harus sembunyi dan menangisi diri dengan rasa takut yang amat sangat, beliau menyebut desa pesanggrahan adalah desa petarung, yang mampu melewati badai seberapa besarnyapun. Pemerintah Desa Pesanggerahan Berkomitmen bahwa “ kampung sehat atau kampung mati. Itu pilihan yang ada”

Pemerintah Desa Pesanggrahan Kecamatan Montong Gading punya cara sendiri memotivasi warganya agar tetap produktif dan aman di tengah pandemi covid 19.
Tak hanya fokus mengedukasi warganya agar tetap mematuhi himbauan pemerintah dengan mengikuti protokol kesehatan, tapi Pemdes pula menyiapkan berbagai fasilitas kesehatan, seperti thermo gun, fasilitas cuci tangan dan ribuan masker.

“Saat kasus covid 19 melonjak, Kita perketat pintu masuk desa. Setiap warga atau pengunjung yang masuk kita periksa suhu tubuhnya dan sempat kita berlakukan pintu keluar masuk desa, satu pintu”, ungkap Kepala Desa Pesanggarahan, H. Badrun, Senin (30/11).

Selain itu, Ujarnya, pemdes mulai mendorong agar warga beradaptasi dengan situasi pandemi saat ini. Karena tidak mungkin warga hanya tetap berdiam diri di rumah tanpa melakukan aktivitas ekonomi untuk memenuhi kebutuhan sehari hari.

“Meski di tengah pandemi mereka harus tetap produktif dengan catatan tetap aman dengan cara mengikuti protokol kesehatan”, tandasnya.

Karena itu, jelasnya, melalui kampung sehat, nurut tatanan baru, seluruh potensi yang ada di wilayahnya terus didorong bergerak membangkitkan semangat warga sehingga bisa produktif dan tetap aman. Misalnya, aspek ketahananan pangan. Desa ini punya potensi yang melimpah baik di sektor pertanian dan perikanan.

“Saat pandemi, lumbung pangan kita fungsikan optimal. Warga kita siapkan beras 4 sampai 5 ton, dengan harga terjangkau dan waktu pembayaran kapan mereka punya uang”, ucapnya.

Upaya ini, katanya untuk meringankan beban warga di tengah kesulitan ekonomi dan memenuhi kebutuhan keluarga sehari hari. Menghadapi Dampak Covid-19 Terkait ketahanan pangan, Desa Pesanggrahan dengan luas 547 ha memiliki lahan pertanian seluas 355 ha dengan pola tanam padi, padi palawija menganjurkan masyarakat untuk tetap mempertahankan kearifan lokal dalam menjaga hasil panen (rata-rata 5 ton/ha). Salah satu yang dilakukan dengan menyimpan padi (gabah) pada lumbung (Pantek) seperti yang dilakukan oleh orang tua dulu, selain fungsinya (lumbung/pantek)sebagai tempat menyimpan padi juga bisa sebagai tempat aman dari serangan tikus.

Sementara itu, Komunikasi Publik Tim Gerak Cepat Desa Pesanggrahan di bawah pimpinan kepala desa pesanggrahan secara intens menyampaikan dampak dari covid-19 kepada masyarakat termasuk dampak pada sektor pangan.

Untuk meminimalisir dampak covid-19 pada sektor ketahananan pangan, pihak kepolisian (Babinkamtibmas) dan TNI ( Babinsa ) yang merupakan sahabat petani dan mitra kerja dari desa juga saling bahu membahu, mengingatkan dan bersama-sama menghimbau kepada masyarakat agar memanfaatkan lahan kosong termasuk pekarangan rumah untuk bercocok tanam, baik sayur-sayuran buah-buahan dan segala jenis tumbuhan yang tergolong rumpun obat-obatan.

Dalam Sektor Pertanian terkait dengan ketahanan pangan, TGC Desa Pesanggrahan, Babhinkamtibmas, Babinsa mengarahkan kelompok-kelompok tani (13 kelompok tani)yang tergabung dalam “GAPOKTAN Lereng Rinjani” untuk mempertahankan hasil panen dengan tidak tergantung pada pupuk kimia dan membiasakan pada budaya orang tua terdahulu untuk menggunakan pupuk kompos. Selain dalam pengolahan lahan pertanian dan hasil panen, diarahkan juga pada peningkatan kemampuan para anggotanya dalam mengembangkan agribisnis sehingga menjadi kuat dan mandiri.

Sebelum pandemi covid-19 melanda Indonesia, pemerintah desa pesanggrahan telah lebih dahulu membentuk Kelompok Wanita Tani (KWT) dan memberikan anggran untuk pembinaan dan pelatihan. Untuk diketahui bahwa desa pesanggrahan memiliki 8 KWT, salah satunya “KWT Bunga Anggrek” dengan ketua Ibu AYUNI yang notabenenya Ibu rumah tangga dan bergerak pada bidang Usaha Mikro Kecil Menengah yang memproduksi anyaman ketak dengan penghasilan rendah.

Melalui KWT Bunga Anggrek H. Badrun Kepala Desa Pesanggrahan jeli melihat potensi itu memberikan pembinaan dan pelatihan serta anggaran dalam mengembangkan usaha. Tidak sia-sia, KWT Bunga Anggrek yang sekarang beranggotakan 32 orang telah menjadi industri rumah tangga yang memproduksi anyaman ketak disetiap rumah anggotanya dan berpenghasilan rata-rat 1,5 juta/perbulan.

Ibu rumah tangga juga perlu dikenalkan pada praktek ekoefisiensi (perbaikan lingkungan) dalam menghadapi dampak Covid-19 ini. pembinaan bagi ibu rumah tangga melalui Kelompok Wanita Tani (KWT)yang sudah dijalankan berdampak positif dan mampu terhindar dari dampak Covid-19 pada sektor ketahahanan pangan. Upaya penguatan ketahanan pangan keluarga perlu ditingkatkan dimasa pandemi Covid-19 seperti saat ini sehingga dapat mencegah Stunting.

Saatnya gaya hidup hijau (new normal) atau prilaku yang bersih, ramah lingkungan dibudayakan dan dijadikan trend baru. Gaya hidup hijau selain bersi lingkungan juga sarat nilai sosial dan kesehatan.

Aspek lain, sosial ekonomi masyarakat terus digerakkan. Melalui sejumlah kelompok usaha dan kelompok wanita tani, Pemdes mensuport mereka sehingga bisa membantu perekonomian warga yang terdampak pandemi corona.

“Ada satu kelompok kita, Anyaman ketak, mereka bisa pekerjakan 32 orang selama pandemi dan ini sangat membantu warga”, ujarnya.

Belum lagi, soal keamanan. Ini menjadi konsen pemdes untuk mewujudkan kamtibmas. Ada 11 Poskamling yang dibangun di tiap dusun 5 diantaranya dibangun secara permanen di beberapa titik strategis.

Dengan berbagai upaya ini, diharapkan Desa Pesanggarahan betul- betul menjadi kampung sehat (sehat, ekonomi, harmonis, asri dan tangguh), nurut tatanan baru.

“Di Lomba Kampung Sehat Tingkat Provinsi, Desa Pesanggrahan Sabet Juara Dua dan Saat ini Desa Pesanggerahan sedang membangun Wira Usaha Berbasis Teknologi Tepat Guna, yang tenaga pelatihnya di datangkan khusus untuk Anggota Wira Usaha tersebut, sampai dengan hari ini sudah terdata 42 orang yang direkrut dari warga atau Pemuda setempat yang belum memiliki pekerjaan tetap” pungkas H. Badrun.

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *