SESAOT—Desa Sesaot Kecamatan Narmada, Lombok Barat mempersiapkan diri dengan maksimal dengan diperpanjangnya Lomba Kampung Sehat Nurut Tatanan Baru yang diinisiasi Polda NTB. Desa Sesaot satu dari tiga perwakilan yang mewakili Polresta Mataram pada Best of The Best Lomba Kampung Sehat tingkat Provinsi NTB.
Desa Sesaot tidak berpuas diri dengan inovasi yang sudah dilakukan sebelumnya. Desa Sesaot menjadi salah satu percontohan karena mampu mempertahankan wilayahnya nol kasus penyebaran Virus Covid-19. Kemudian juga mampu mempertahankan wilayahnya dengan status zona hijau. Wilayahnya pun tetap berlabel sehat. Padahal pandemi Corona masih belum dicabut pemerintah.Tak kalah pentingnya, perekonomian warga tetap stabil dengan situasi kamtibmas yang kondusif. ‘’ Kami ingin terus mempertahankan Desa Sesaot dengan level sehat dan tetap zona hijau,’’ ungkap Kepala Desa (Kades) Sesaot, Yuni Hariseni, Minggu (22/11/2020).
Untuk mempertahankan posisi tersebut. Pemerintah Desa Sesaot bergerak seirama bersama tiga pilar. Yaitu Kepala Desa, Bhabinkamtibmas dan Babinsa. Selain mempertahankan dan melanjutkan inovasi yang sudah dilakukan hingga menjadi salah satu finalis lomba kampung sehat tingkat Provinsi NTB.
Desa Sesaot memperkenalkan tiga inovasi baru untuk diterapkan di Kampung Sehat setempat. Pertama adalah pembuatan atau pengadaan seribu kentungan. Kentungan ini dibagikan atau diperuntukkan bagi setiap kepala keluarga (KK) di penjuru Desa Sesaot. Kentungan tidak asal dibagikan karena bertujuan agar warga masyarakat setempat bisa bekerjasama mencegah kejahatan. Lalu juga untuk pemberitahuan terjadinya bencana dan lainnya. ‘’ Kentungan ini bertujuan untuk mengantisipasi dampak Covid-19 dibidang keamanan agar selalu tercipta situasi yang kondusif,’’ tutur Yuni.
Kedua adalah pembagian seribu polybag dan bibit sayur. Sistemnya, masing-masing KK dibagikan dan diberikan 5 polybag beserta bibit sayur-sayuran. Pembagian ini sebagai wujud inovasi bidang ketahanan ekonomi secara mandiri. Karena selain ketahanan pangan masyarakat secara skala besar. Baik dikebun maupun di dalam kawasan hutan yang mengelola Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK). Yaitu yang terdapat di dalam kawasan hutan Desa Sesaot. ‘’ Jadi ini inovasi kita untuk ketahanan ekonomi secara mandiri. Kami membagikan masing-masing 5 polybag beserta bibit sayurnya,’’ jelasnya.
Inovasi ketiga adalah pembuatan seribu bong bambu. Penjelasannya, bong bambu yang dibuat untuk masyarakat. Lalu diletakkan di lokasi-lokasi publik. Seperti di jalan gang masuk yang terdapat dimasing-masing dusun. Ataupun kawasan yang dijadikan area publik untuk masyarakat. Bong bambu ini sebagai pengganti keterbatasan fasilitas cuci tangan dengan menggunakan ember plastik. ‘’ Karena bong bambu ini mudah sekali didapatkan di Desa Sesaot. Ini juga sebagai bentuk ramah lingkungan dan tentunya bisa bertahan lama dibandingkan ember plastik. Itulah beberapa inovasi baru yang kami lakukan di Desa Sesaot,’’ kata Yuni.
Kapolresta Mataram, Kombes Pol Guntur Herditrianto mengapresiasi inovasi baru yang dilakukan Desa Sesaot. Inovasi Desa Sesaot menurut perwira polisi melati tiga itu cukup nyata. Karena disampinng dibutuhkan oleh warga masyarakat. Juga bahan atau pengadaannya cukup mudah didapatkan. Seluruhnya berguna sebagai upaya untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19. ‘’ Kami dari kepolisian siap mendukung apa yang dilaksanakan oleh Desa Sesaot,’’ Ungkap Kombes Pol Guntur Herditrianto.