MATARAM – Tingkatkan pengawasan Obat dan Makanan di Nusa Tenggara Barat (NTB) Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) di Mataram membangun sinergi dengan media.
Hal iti di Ungakpkan Kepala BBPOM di Matara Drs. Zulkifli, Apt usai menggelar acara Media Gathring bersma sejumlah Jurnalis NTB di Aula BBPOM di Mataram, Kota Mataram Provinsi Nusa Tenggara Barat, Kamis (18/02/2021).
Sekitar 30 jurnalis dari media online dan cetak mengikuti acara tersebut, kesempatan itu dimanffaatkan Zulkifli, mengajak Jurnalis menjaga NTB dari peredaran obat dan makan ilegal yang berbahaya bagi masyarakat.
“butuh pengawasan berlapis dan ekstra ketat untuk mencegah meluasnya peredaran berbagai produk obat palsu dan ilegal termasuk makanan yang menggunakan bahan berbahaya di NTB,” ungkap Kepala BBPOM di Mataram Drs. Zulkifli, Apt
Untuk melindungi masyarakat NTB dari peredaran produk Obat dan makanan ilegal (tidak memenuhi syarat/red) BPOM di Mataram terus menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, termasuk pihak Kepolisian.
Beberapa waktu lalau BBPOM di Mataram Bersama Polda NTB menyita ribuan butir obat obatan siap edar di NTB, ini sebagai salah satu bentuk komitmen BBPOM di Mataram menjalankan mou antara Kapolri dan Badan POM di jakarta.
Selain itu mereka juga telah melakukan insfeksi di beberapa pasar yang ada di NTB, dan mereka menemukan zat berbahaya yang terkandung di dalam beberapa bahan makanan yang di ambil sampelnya.
Kali ini BPOM membangun komitmen dengan Media guna melindungi masyarakat dari peredaran obat dan makan ilegal yang berbahaya bagi kesehatan masyarakat NTB.
Baru baru ini BBPOM di Mataram telah melakukan insfeksi di beberapa pasar yang ada di NTB, mereka menemukan zat berbahaya yang terkandung di dalam beberapa bahan makanan, seperti penggunaan Rodhamin dan borax pada produck makanan.
Selain itu BBPOM juga membeberkan bahan berbahaya yang terkandung di dalam kosmetik, seperti penggunaan merkuri yang berlebihan pada produk kosmetik pemutih wajah.
“Efek yang timbul setelah memakai produk kosmetik pemutih wajah dengan kadar merkuri tak terkontrol, efek penggunaan zat kimia secara berlebihan cenderung merugikan dan berdampak buruk secara klinis bagi si pemakai produk,” ungkapnya.
Hal yang sama juga ditemukan pada jamu tradisional yang tidak punya izin edar dan celakanya juga mengandung bahan kimia obat (BKO), menurutnya Jamu yang mengandung BKO akan merusak salah satu sistem tubuh seperti ginjal.
Sebagai upaya menangkal peredaran produk berbahaya di masyarakat, BBPOM di Mataram akan terus mengingatkan masyarakat terkait bahan berbahaya pada pangan, kosmetik dan obat tradisional di NTB.
Melalui kegiatan Media Gathering tersebut, jurnalis dan praktisi media diaharapkan paham cara mengenali produk yang tidak sesuai dengan standarisasi BBPOM. Seperti tidak mencantumkan label BBPOM, label kadaluarsa, serta mengandung bahan kimia berbahaya.
Selain itu Zulkifli juga menjelaskan bahayanya makanan yang mengandung komposisi kimia seperti formalin, borax, rhodamin B dan penggunaan zat pembasmi serangga.
Kerusakan yang ditimbulkan pada penggunaan bahan kimia ini antara lain kerusakan syaraf, otak, hati, jantung, serta memicu tumbuhnya sel kanker pada tubuh orang yang mengkonsumsinya.
Penggunaan borax yang disalahgunakan untuk memperbaiki tekstur produk terdapat pada kerupuk, bakso, goreng-gorengan, mie, makanan ringan dan aneka kue. Efek langsung penggunaan zat kimia ini bisa berupa rasa mual, muntah darah, bahkan kerusakan syaraf.
Penggunaan zat pewarna rhodamin B pada makanan dan minuman bisa menyebabkan kerusakan mata (rabun), kanker kandung kemih, kerusakan ginjal serta kanker hati bagi yang mengkonsumsi.
Melihat hal itu Zulkifli memandang perlu keterlibatan semua pihak dalam mencegah peredaran dan penggunaan bahan berhaya tersebut pada makanan.
“untuk itu jangan lupa cek Kemasan, Label, Izin Edar dan Kemasan peroduk tersebut sebelum membelinya,” jelasnya.
Di akhir acara, Kepala BBPOM memberi penghargaan kepada mdia yang paling sering memberitakan program dan temuan BBPOM. (*)