Tim Puma 8 Sat Samapta Polres Lombok Barat, Sisir Wilayah Pada Jam Rawan

  • Bagikan

Lombok Barat, NTB – Tim Puma 8 Sat Samapta Polres Lombok Barat, Polda NTB, sisir sejumlah lokasi pada jam rawan, dalam memastikan Situasi Kamtibmas Wilayah tetap kondusif, Kamis (17/2/2022).

Kapolres Lombok Barat AKBP Wirasto Adi Nugroho, SIK melalui Kasat Samapta AKP Bambang Indrat S.Sos mengatakan ini juga untuk menyikapi perkembangan situasi akhir-akhir ini.

“Meningkatnya penyebaran Covid-19 juga menjadi atensi kami, sehingga dalam kegiatan ini juga menyasar tempat keramaian untuk mencegah terjadinya kerumunan,” ungkapnya.

Sekitar pukul 00.45 wita, diawali menyisir Desa kuripan Timur, Kecamatan Kuripan Lombok Barat, menyambangi pertokoan di Desa kuripan timur.

“Mengimbau penjaga malam untuk selalu meningkatkan kewaspadaan, guna mencegah hal-hal yang tidak kita inginkan,” ungkapnya.

Menurutnya, ini ntuk mengantisipasi terjadinya aksi Pencurian dan aksi kriminalitas lainya, serta mencegah adanya balap liar.

Kemudian dilanjutkan Patroli menyisir di Seputaran Desa Kediri, Kecamatan Kediri Lombok Barat, dan situasi masih terpantau landai.

“Disini juga hanya menemukan beberapa penjaga pertokoan, maupun warga yang sedang ronda, dan menyampaikan himbauan yang sama, terkait Kamtibmas,” pungkasnya.

Kemudian Tim Puma 8 memantau di seputaran jalur panjang Bill 2, pada saat jam-jam rawan terjadinya tindak kejahatan jalanan.

“Nah, disini menemukan sekelompok anak muda yang masih nongkrong, hingga melewati tengah malam, sehingga langsung melakukan tindakan, dengan melakukan pemeriksaan kendaraan dan penggeledahan,” ujarnya.

Tindakan ini adalah untuk mengantisiapsi benda-benda yang dapat membahayakan atau mencurigakan lainnya.

“Namun tidak ditemukan hal-hal yang mencurigakan, sehingga kami imbau untuk meninggalkan tempat dan pulang kerumah masing-masing,” terangnya.

Menurutnya, selain rawan menimbulkan kerumunan ditengah pandemic saat ini, kegiatan semacam ini tentunya dapat memancing aksi kejahatan, terutama pada saat jam malam.

“Seperti yang kita ketahui bahwa, bila sudah memasuki jam rawan, jalur ini tergolong sangat sepi, yang dikhawatirkan dimanfaatkan oleh para pelaku aksi kejahatan,” katanya.

Selain dapat memancing pelaku aksi kejahatan, kegiatan berkerumun seperti ini dapat menimbulkan kerawanan perkelahian para remaja, termasuk kasus penusukan pelajar beberapa waktu yang lalu.

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *