Kebijakan Bupati adalah juga kebijakan Wakil Bupati, jangan karena merasa kebijakan itu tidak sesuai dengan pikiran seorang Wakil Bupati lantas mengkritik dan menjelek-jelekkan kebijakan tersebut di hadapan Rakyat.
Kini warga mulai terbelah dalam merespon sikap Wakil Bupati Lotim terhadap Bupati lotim yang sangat tidak mencerminkan Etika dan Kepatutan.
Kemudian pertanyaannya adalah apakah kritik yang disampaikan selama ini adalah bermaksud baik ataukah semata màta ingin merusak citra sang Bupati.Jika bermaksud ingin memperbaiki, maka ada cara yang lebih elok yakni bertemu langsung dan saling mengingatkan.
Apakah untuk sekedar bertemu antara Bupati dan Wakil Bupati sudah sangat-sangat sulit..?,Jika ya maka sungguh sangat ironis dan ini memilukan serta juga memalukan bagi warga Lotim memiliki pemimpin seperti ini dan sangat tidak patut untuk di contoh.
Sementara masa Jabatan pasangan Sukma kurang lebih dua tahun lagi,maka tidak ada pilihan lain bagi pasangan Sukma ini kecuali kembali bersinergi dalam menyelesaikan sisa sisa jabatannya.
Syahwat politik dalam bentuk tebar pesona serta menunjukkan bahwa pikiran-pikiran dirinya yang paling benar harus segera diakhiri. Karena Warga Lotim bukanlah warga yang gampang di bodoh bodohi. Begitu juga rakyat Lotim sudah sangat sangat cerdas dalam menelaah dan menilai siapa yang sungguh-sungguh membangun Lotim dan siapa yang hanya sekedar tebar pesona dengan pemanis bibir semata.
Masyarakat Sasak Paer Timuk sesungguhnya punya Semboyan dari para leluhur dalam konteks menyelesaikan masalah yakni “Tunjung Tilah,Aik Meneng, Empak bau” demikian seharusnya yg harus diterapkan oleh pemimpin di daerah ini bukan malah nyinyir dan nyindir yang berakibat timbulnya persoalan baru yang berpotensi menimbulkan Instabitas dan disharmonisasi baik dikalangan rakyat maupun di kalangan pejabat di daerah ini.
Penulis
Judan Putrabaya